Selamat Datang Di Blog Resmi SMP Islam Luwuk Selatan

Kamis, 08 Mei 2014

Saudariku, Jangan Kalian Meniru Wanita Jahiliyah Modern!

Oleh: Abdullah al-Mustofa
SEORANG akhwat aktivis dakwah di akun Facebook-nya mengeluhkan ada seorang laki-laki tak dikenal mengirim pesan singkat berisi kata-kata yang kurang berkenan di hatinya ke nomor HP (handphone) nya. Padahal, katanya, dia tidak pernah memberikan nomor HP sembarangan kepada laki-laki. Jika akunnya dilihat, dia suka mengupdate akunnya dengan tulisan dan foto-foto selain yang berkaitan dengan hal-hal yang penting seperti dakwah dan ilmu, juga hal-hal yang remeh-temeh seperti aktivitas makan, makanan yang disukai dan jalan-jalan.

Seorang istri dari ustadz kaliber internasional juga mengeluhkan di status Facebook-nya ada laki-laki yang mengomentari dengan kata-kata yang kurang berkenan di hatinya. JIka dilihat, di akunnya dia suka dan sering mengupdate statusnya dengan tulisan dan foto-foto aktivitas-aktivitas pribadi dan keluarga  seperti jalan-jalan dan rekreasi.
Seorang Muslimah yang berkarier sebagai guru dan sudah bersuami, di Facebook dan di BBM (Blackberry Message), bukan hanya suka mengupdate dengan foto-foto close up, tulisan dan foto-foto tentang aktivitas pribadinya di rumah dan di sekolah dan aktivitas keluarga, tapi juga bahkan dengan kata-kata manja yang hanya pantas ditujukan kepada suaminya seperti kata-kata “I miss u all” dan “Kalau kangen sama aku ping aku di BBM, PIN ku….”.
Seorang Muslimah lain yang berkarier sebagai PNS dan juga sudah bersuami di akun Facebook-nya selain sering meng—update-nya dengan foto-foto close-up juga dengan kata-kata yang menggambarkan suasana rumah seperti yang lagi sepi dan suasana hatinya seperti merasa kesepian.
Dalam akun keempat wanita tersebut, setiap teman mereka, tidak terbatas yang wanita saja, tapi juga yang laki-laki bisa mengikuti dan mengomentari setiap status mereka. Dengan alasan media sosial adalah dunia maya yang bebas, ada saja laki-laki yang memang suka iseng atau yang lagi ingin iseng memberikan komentar-komentar yang “nakal” seperti “Aku juga kangen” “Wah, bu guru cantik sekali” dan “Mbak secantik bunga di samping mbak”.
Kita berbaik sangka, mereka adalah wanita-wanita yang beriman. Kita berbaik sangka, mereka tidak berniat caper dari laki-laki ajnaby (asing yakni bukan suami dan muhrimnya). Yang menjadi masalah adalah, berniat caper ataupun tidak, segala ekspresi wanita dalam bentuk tulisan dan foto akan bisa menarik perhatian laki-laki untuk membaca tulisan, melihat foto dan memberkan komentar termasuk yang  “nakal”. Dengan demikian, meskipun mereka tidak berniat caper, perbuatan mereka bisa  dikategorikan sebagai perilaku jahiliyah karena bisa menimbulkan fitnah.
Lain halnya dengan wanita-wanita jahiliyah modern, yakni wanita-wanita kafir di masa kini. Mereka memang tidak tahu dan tidak ingin tahu akan batas-batas dan tidak peduli akan akibat dari pelanggaran batas. Karena kejahiliyahannya, mereka dengan sengaja memposting apa saja untuk caper dari laki-laki.
Media sosial memang dunia maya, bukan dunia nyata, dimana setiap orang bisa mengekspresikan diri dengan sebebas-bebasnya. Dan memang yang ada di dalam media sosial sekadar foto dan tulisan. Tapi meskipun begitu setiap kata dan gambar pasti ada pengaruhnya dalam jiwa, hati dan pikiran siapa saja, baik pemilik akun maupun teman-temannya. Bohong jika pemilik akun mengatakan tidak merasa senang dan puas setelah setiap mengekspresikan diri di akunnya, apalagi jika dikomentari dengan kata-kata yang menunjukkan perhatian. Siapa juga bisa terkena penyakit jiwa berupa ketagihan, ingin selalu mengekspresikan diri dan ingin selalu mendapatkan perhatian dari orang lain, baik perempuan maupun laki-laki.
Ketagihan adalah satu dampak negatif media sosial. Satu dampak negatif lainnya yang lebih berat mudharatnya adalah timbulnya fitnah pada diri pribadi, keluarga hingga negara. Satu fitnah yang sudah kerap terjadi di jaman ini pada diri pribadi wanita adalah pelecehan seksual mulai dari kata-kata melalui tulisan dan lisan hingga “aksi nyata”. Di lingkup keluarga adalah rusaknya keharmonisan antar anggota keluarga, antara suami dan istri, serta antara anak dan orangtua. Di lingkup negara, termasuk di negara kita adalah dari tahun ke tahun makin meningkat jumlah kasus perceraian.

Ajakan dan Harapan
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنََ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur [24]:31)
Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu Wata’ala memberikan beberapa perintah dan larangan untuk ditaati wanita-wanita beriman yang hidup pada masa diturunkannya ayat di atas, pada masa kini hingga akhir jaman. Salah satu larangan Allah Subhanahu Wata’ala adalah meniru perbuatan wanita-wanita jahiliyah di masa Rasulullah saw, berupa memukulkan atau menghentakkan kaki di tanah ketika berjalan agar diketahui gelang yang mereka pasang di pergelangan kaki.
Para wanita jahiliyiah di masa itu mempunyai kesukaan caper  dari laki-laki. Cara-caranya belum secanggih, semasif dan seinstan jaman ini. Cara-caranya masih sangat sederhana. Ada beragama cara, salah satunya adalah dengan membunyikan suara gemerincingan gelang di kaki mereka dengan menghentakkan kaki ketika berjalan.
Wahai saudariku, kau adalah wanita Mukminah. Isi akun-akunmu menunjukkan isi hati dan otak kalian, kedangkalan atau kedalaman ilmu agamamu, tingkat kesholehanmu, kualitas amal ibadahmu, bagus-buruknya akhlaqmu, serta tingkat ketaqwaanmu.
Luruskan niat dan tujuanmu dalam menggunakannya karena Allah. Mulailah dengan nama Allah dengan ucapan Basmalah ketika akan menggunakannya. Sertakan Allah ketika menggunakannya. Pujilah Allah dan bersyukurlah kepada Allah dengan ucapan Hamdalah setelah menggunakannya.. Itulah sebagian amaliyah yang mesti kau lakukan agar kau tidak mengikuti langkah-langkah setan modern berupa wanita-wanita jahiliyah yang hidup di masa modern ini yang suka caper baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Agar kau bebas dari segala penyakit hati seperti riya’ dan sum’ah. Agar kau mengisinya hanya dengan hal-hal yang halal, yang tidak remeh-temeh, yang baik dan bermanfaat bagi diri dan umat. Serta agar kau tidak mementingkan dan memerlukan perhatian dari laki-laki ajnaby karena memang itu tidaklah penting dan kau perlukan demi kebahagiaan sejati di dunia, terlebih di akhirat.
Wahai saudaraku, lihat dan beri penilaian isi akun-akun istri, anak-anak dan saudari-saudarimu!
Jika terdapat hal-hal yang syubhat, makruh, apalagi haram, nasehatilah mereka dengan baik-baik, dengan cara dan kata-kata yang baik. Jangan biarkan mereka. Jika kau biarkan mereka, maka rasakanlah juga pada dirimu sendiri akibatnya di dunia dan akhirat.
Ingat dan amalkan ayat berikut;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS:  At-Tahrim [66]:6). Wallahu a’lam.*
Penulis adalah kolumnis dan pengurus fanspage FB Sukses Bersama Qur’an (SBQ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar