Oleh: Abdullah al-Mustofa
SEORANG akhwat aktivis dakwah di akun Facebook-nya
mengeluhkan ada seorang laki-laki tak dikenal mengirim pesan singkat
berisi kata-kata yang kurang berkenan di hatinya ke nomor HP (handphone)
nya. Padahal, katanya, dia tidak pernah memberikan nomor HP sembarangan
kepada laki-laki. Jika akunnya dilihat, dia suka mengupdate akunnya
dengan tulisan dan foto-foto selain yang berkaitan dengan hal-hal yang
penting seperti dakwah dan ilmu, juga hal-hal yang remeh-temeh seperti aktivitas makan, makanan yang disukai dan jalan-jalan.
Seorang istri dari ustadz kaliber internasional juga mengeluhkan di status Facebook-nya
ada laki-laki yang mengomentari dengan kata-kata yang kurang berkenan
di hatinya. JIka dilihat, di akunnya dia suka dan sering mengupdate
statusnya dengan tulisan dan foto-foto aktivitas-aktivitas pribadi dan
keluarga seperti jalan-jalan dan rekreasi.
Seorang Muslimah yang berkarier sebagai guru dan sudah bersuami, di Facebook dan di BBM (Blackberry Message), bukan hanya suka mengupdate dengan foto-foto close up,
tulisan dan foto-foto tentang aktivitas pribadinya di rumah dan di
sekolah dan aktivitas keluarga, tapi juga bahkan dengan kata-kata manja
yang hanya pantas ditujukan kepada suaminya seperti kata-kata “I miss u all” dan “Kalau kangen sama aku ping aku di BBM, PIN ku….”.
Seorang Muslimah lain yang berkarier sebagai PNS dan juga sudah bersuami di akun Facebook-nya selain sering meng—update-nya dengan foto-foto close-up juga dengan kata-kata yang menggambarkan suasana rumah seperti yang lagi sepi dan suasana hatinya seperti merasa kesepian.
Dalam akun keempat wanita tersebut, setiap teman mereka, tidak
terbatas yang wanita saja, tapi juga yang laki-laki bisa mengikuti dan
mengomentari setiap status mereka. Dengan alasan media sosial adalah
dunia maya yang bebas, ada saja laki-laki yang memang suka iseng atau
yang lagi ingin iseng memberikan komentar-komentar yang “nakal” seperti
“Aku juga kangen” “Wah, bu guru cantik sekali” dan “Mbak secantik bunga
di samping mbak”.
Kita berbaik sangka, mereka adalah wanita-wanita yang beriman. Kita berbaik sangka, mereka tidak berniat caper dari laki-laki ajnaby
(asing yakni bukan suami dan muhrimnya). Yang menjadi masalah adalah,
berniat caper ataupun tidak, segala ekspresi wanita dalam bentuk tulisan
dan foto akan bisa menarik perhatian laki-laki untuk membaca tulisan,
melihat foto dan memberkan komentar termasuk yang “nakal”. Dengan
demikian, meskipun mereka tidak berniat caper, perbuatan mereka bisa
dikategorikan sebagai perilaku jahiliyah karena bisa menimbulkan fitnah.
Lain halnya dengan wanita-wanita jahiliyah modern, yakni
wanita-wanita kafir di masa kini. Mereka memang tidak tahu dan tidak
ingin tahu akan batas-batas dan tidak peduli akan akibat dari
pelanggaran batas. Karena kejahiliyahannya, mereka dengan sengaja
memposting apa saja untuk caper dari laki-laki.
Media sosial memang dunia maya, bukan dunia nyata, dimana setiap
orang bisa mengekspresikan diri dengan sebebas-bebasnya. Dan memang yang
ada di dalam media sosial sekadar foto dan tulisan. Tapi meskipun
begitu setiap kata dan gambar pasti ada pengaruhnya dalam jiwa, hati dan
pikiran siapa saja, baik pemilik akun maupun teman-temannya. Bohong
jika pemilik akun mengatakan tidak merasa senang dan puas setelah setiap
mengekspresikan diri di akunnya, apalagi jika dikomentari dengan
kata-kata yang menunjukkan perhatian. Siapa juga bisa terkena penyakit
jiwa berupa ketagihan, ingin selalu mengekspresikan diri dan ingin
selalu mendapatkan perhatian dari orang lain, baik perempuan maupun
laki-laki.
Ketagihan adalah satu dampak negatif media sosial. Satu dampak negatif lainnya yang lebih berat mudharatnya
adalah timbulnya fitnah pada diri pribadi, keluarga hingga negara. Satu
fitnah yang sudah kerap terjadi di jaman ini pada diri pribadi wanita
adalah pelecehan seksual mulai dari kata-kata melalui tulisan dan lisan
hingga “aksi nyata”. Di lingkup keluarga adalah rusaknya keharmonisan
antar anggota keluarga, antara suami dan istri, serta antara anak dan
orangtua. Di lingkup negara, termasuk di negara kita adalah dari tahun
ke tahun makin meningkat jumlah kasus perceraian.
Ajakan dan Harapan
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ
نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنََ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ
أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ
يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ
لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ
جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara
laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur [24]:31)
Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu Wata’ala memberikan beberapa
perintah dan larangan untuk ditaati wanita-wanita beriman yang hidup
pada masa diturunkannya ayat di atas, pada masa kini hingga akhir jaman.
Salah satu larangan Allah Subhanahu Wata’ala adalah meniru perbuatan
wanita-wanita jahiliyah di masa Rasulullah saw, berupa memukulkan atau
menghentakkan kaki di tanah ketika berjalan agar diketahui gelang yang
mereka pasang di pergelangan kaki.
Para wanita jahiliyiah di masa itu mempunyai kesukaan caper dari
laki-laki. Cara-caranya belum secanggih, semasif dan seinstan jaman ini.
Cara-caranya masih sangat sederhana. Ada beragama cara, salah satunya
adalah dengan membunyikan suara gemerincingan gelang di kaki mereka
dengan menghentakkan kaki ketika berjalan.
Wahai saudariku, kau adalah wanita Mukminah. Isi akun-akunmu
menunjukkan isi hati dan otak kalian, kedangkalan atau kedalaman ilmu
agamamu, tingkat kesholehanmu, kualitas amal ibadahmu, bagus-buruknya
akhlaqmu, serta tingkat ketaqwaanmu.
Luruskan niat dan tujuanmu dalam menggunakannya karena Allah.
Mulailah dengan nama Allah dengan ucapan Basmalah ketika akan
menggunakannya. Sertakan Allah ketika menggunakannya. Pujilah Allah dan
bersyukurlah kepada Allah dengan ucapan Hamdalah setelah
menggunakannya.. Itulah sebagian amaliyah yang mesti kau lakukan agar
kau tidak mengikuti langkah-langkah setan modern berupa wanita-wanita
jahiliyah yang hidup di masa modern ini yang suka caper baik di dunia
maya maupun di dunia nyata. Agar kau bebas dari segala penyakit hati
seperti riya’ dan sum’ah. Agar kau mengisinya hanya dengan hal-hal yang
halal, yang tidak remeh-temeh, yang baik dan bermanfaat bagi
diri dan umat. Serta agar kau tidak mementingkan dan memerlukan
perhatian dari laki-laki ajnaby karena memang itu tidaklah penting dan
kau perlukan demi kebahagiaan sejati di dunia, terlebih di akhirat.
Wahai saudaraku, lihat dan beri penilaian isi akun-akun istri, anak-anak dan saudari-saudarimu!
Jika terdapat hal-hal yang syubhat, makruh, apalagi haram,
nasehatilah mereka dengan baik-baik, dengan cara dan kata-kata yang
baik. Jangan biarkan mereka. Jika kau biarkan mereka, maka rasakanlah
juga pada dirimu sendiri akibatnya di dunia dan akhirat.
Ingat dan amalkan ayat berikut;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ
شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
“Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS: At-Tahrim [66]:6). Wallahu a’lam.*
Penulis adalah kolumnis dan pengurus fanspage FB Sukses Bersama Qur’an (SBQ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar